17 Agustus, 2011

Keamanan finansial pekerja lepas

Menjadi seorang profesional, misalnya menjadi dokter, fisioterapis, akuntan, konsultan hukum,dan sebagainya adalah menjadi pekerja lepas. Seorang penjaja barang, penjual jasa, pedagang, pemilik toko, warung, perantara dan orang-orang yang mengandalkan keahliannya untuk mandiri serta bekerja untuk diri sendiri adalah seorang pekerja lepas. Amankah keadaan finansial para pekerja lepas?





Bekerja tidak membuat seseorang menjadi kaya


Bagi kita yang tidak mau bekerja di kantor pemerintah, perusahaan swasta atau bekerja pada seorang majikan, pilihannya adalah menjadi seorang pekerja lepas (self employed). Seorang pekerja lepas adalah orang yang bekerja untuk dirinya sendiri atau menjadi boss bagi diri sendiri. Seorang profesional (dokter, fisioterafis, pengacara, konsultan, dsb), pedagang, penjual barang, penjual jasa, konsultan, perantara dan sebagainya adalah pekerja lepas.


Kalau kita ahli pada suatu bidang, misalnya ahli di bidang akuntansi, biasanya kita akan diminta jasanya untuk menangani pekerjaan akuntansi di suatu tempat di luar tempat kerjanya. Mungkin di waktu yang lain, kita sendiri yang akan menawarkan jasa kepada pihak lain demi mendapatkan penghasilan. Pada tahap ini, kita telah memposisikan dirinya sebagai seorang pekerja lepas (self employed).


Sebagai seorang pekerja, kita juga dapat melakukan pekerjaan sambilan dengan menjajakan sebuah barang atau menawarkan sebuah jasa di sela-sela pekerjaan kita. Aktivitas seperti ini bisa jadi niatnya adalah untuk mendapatkan penghasilan sebagai pekerja sekaligus sebagai pekerja lepas. Mungkin saja setelah merasakan nikmatnya mendapat penghasilan dengan menjajakan barang, menjual jasa, atau merasa sudah waktunya untuk melepas kedudukannya sebagai pekerja dan kita akan sepenuhnya beralih menjadi pekerja lepas.


Seorang pekerja lepas akan bekerja untuk diri sendiri dan biasanya berusaha mendapatkan penghasilan dari seseorang, kantor pemerintahan atau perusahaan yang mendatangkan penghasilan besar bagi dirinya. Dia melakukan pekerjaan mandiri ataupun berhubungan dengan pihak lain adalah dalam rangka menjual produk atau menjual sebuah jasa.


Kita bisa saja mempunyai niat menjadi pekerja lepas tanpa terlebih dahulu melalui proses sebagai seorang pekerja. Untuk itu, biasanya kita akan memilih program pendidikan yang lulusannya dapat bekerja secara mandiri, seperti program studi kedokteran, fisioterapi, ilmu hukum, ilmu computer dan sebagainya. Dengan bekerja sebagai seorang profesional, menjadi dokter, fisioterafis, konsultan hukum, ahli reparasi komputer, dan sebagainya diharapkan dapat mencapai keamanan finansial.


Ada juga orang yang sejak semula berniat menjadi pemilik usaha, namun apa yang dilakukan sama dengan apa yang dilakukan pekerja lepas, yakni menjajakan suatu barang atau menjual jasa kepada seseorang, kantor pemerintahan atau perusahaan. Pada saat merintis usaha, kita mungkin akan bekerja di perusahaan kita sendiri, menjadi pemilik usaha sekaligus menjadi pekerjanya, namun perilakuknya tidak lebih seperti pekerja lepas yang niatnya sekedar untuk mencapai keamanan finansial.


Bekerja untuk uang menciptakan ketamakan


Sebagai seorang pekerja lepas (self employed), kita juga sangat mengandalkan waktu dan tenaga untuk mendapatkan penghasilan. Ada waktu maka ada penghasilan. Penghasilan yang diperoleh sering berjumlah besar, tetapi tidak rutin bahkan kadang-kadang tidak mendapatkan penghasilan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam kondisi seperti ini, maka seorang pekerja lepas sangat mengandalkan perolehannya yang besar di waktu yang lalu.


Ketika usia sudah menanjak dan kemampuannya semakin menurun, penghasilan seorang pekerja lepas pun semakin menurun pula. Ada usaha maka ada penghasilan. Ketika berhenti bekerja, seorang pekerja lepas tidak akan mendapatkan penghasilan lagi dan tidak menerima pensiun sebagaimana yang diperoleh seorang pekerja.


Seorang pekerja lepas mungkin berusaha melakukan pekerjaannya sebaik-sebaiknya untuk mendapatkan penghasilan yang sebesar-besarnya ketika mempunyai kesempatan. Mereka tidak menyadari bahwa, seiring dengan meningkatnya penghasilan yang diperoleh, biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut juga meningkat.

Penghasilan yang besar tidak membuat seseorang menjadi kaya, karena ketika mendapatkannya masih dikenai berbagai pajak, demikian pula ketika uang itu dibelanjakan. Ketika dibelanjakan uang kita masih mendapat potongan-potongan lagi dalam bentuk pajak pembelian, bunga, denda dan sebagainya. Ketika mendapat kenaikan penghasilan, harga-harga barang pun sudah lebih dahulu merangkak naik dengan kenaikan yang melebihi tingkat kenaikan penghasilan tersebut


Seorang pekerja lepas yang sudah meningkat penghasilannya dan mendapatkan penghasilan yang besar biasanya akan berusaha memperbaiki keadaan dengan memiliki rumah yang lebih besar atau kendaraan yang lebih mewah. Tindakan ini bisa mengakibatkan keinginannya untuk memiliki uang semakin meningkat, karena merasakan nikmatnya banyak memiliki uang.

Orang yang merasakan nikmatnya banyak uang akan menjadi tamak dan menginginkan semakin banyak memiliki uang akan rela melakukan pekerjaan apapun demi mendapatkan uang lebih banyak lagi. Dia rela bekerja lebih keras dan semakin keras, bahkan bekerja dengan cara-cara yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai kebenaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar