01 Mei, 2009

Bisnis ..........

Sebelum saya torehkan tulisan ini, saya mohon maaf terlebih dahulu kepada para pembaca yang budiman bahkan seandainya pun tidak berkenan dihati dimohonkan tanggapan dan kritikan yang bersifat membangun.

Memang saya terlahir dari keluarga yang sederhana, orang tua saya (mama) pebisnis tulen dan bukan hanya dinegara republik indonesia saja dilakukan bisnis tersebut bahkan sampai kenegara-negara tetangga kita. Beliau adalah pedagang perhiasan (berlian, emas murni) seperti kita ketahui bersama bahwa perhiasan dari negara indonesia sangat terkenal bagus kualitas dan proses membentuknya pun sangat halus.

Pada saat itu keluarga saya cukup terpandang jika dilihat dari materi, namun kondisi itu tidak bertahan lama karena negara kita dilanda krisis moneter yang pernah mendapat peringkat paling tinggi didunia (750%) sehingga diseluruh pelosok negara kita benar-benar lumpuh perekonomiannya, kalau masih ingat uang Rp 100.000 ,- menjadi Rp 1,- bayangkan........


Sepuluh tahun kemudian, orang tua saya mencoba bangkit kembali melakukan bisnis yang berbeda dengan melakukan padat karya, bisnis inipun tidak memberikan prospek yang jelas, mungkin karena masih terobsesi dengan kondisi perekonomian yang masih labil, daya beli masyarakat juga masih sangat rendah. Tapi saya masih bersyukur karena papa saya mendapat pekerjaan dipemerintahan sehingga untuk kebutuhan sehari-hari dapat jatah dari kantor, namun harus makan beras jatah (beras bulgur).

Terlepas dari itu mama tidak tinggal diam, beliau terus mencari peluang-peluang bisnis yang dapat dilakukannya, tapi semuanya tidak berjalan mulus sehingga satu saat beliau sadar bahwa dunia bisnis itu tidak bisa menjamin, sehingga ia memutuskan tidak akan melakukan bisnis lagi.
Setelah saya duduk dibangku kuliah, saya mencoba untuk merenungi pengalaman mama saya tersebut, dimana letak kegagalannya?

Ternyata permasalahan yang paling substansi kegagalan itu adalah :

1. Bisnis itu dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai rasa tega

2. Harus mempunyai jiwa
enterepreneur
3. Bisnis apapun harus didasari oleh keuntungan

4. Kolega harus sama seperti kita
5.
Time value of money

Saya sampai sekarang ini tidak pernah mempunyai jiwa seperti yang tertera diatas, sehingga saya tidak akan pernah melakukan bisnis. karena bisnis itu tidak dapat menjamin kelanggengan dalam hidup yang tentram, damai dan kejujuran.


*

Tidak ada komentar: